Sumber : Tribun Kaltim/ Ade Miranti |
Karena bentuk tubuh yang roposional dan tinggi, itulah alasan Lina Sofiana dipilih untuk menjadi atlet bola voli indoor.
Gadis yang akrab disapa Lina ini pada cabor voli indoor menempati posisi middle blocker. Pasalnya, dia memiliki tinggi badan 175 cm.
Gadis bertubuh semampai tersebut tidak menyangka dan tidak bermimpi bisa menjadi atlet voli. Dia sendiri sebenarnya bercita-cita ingin menjadi pramugari.
Wanita kelahiran Blitar, Jawa Timur ini, ketika ditemui Tribun saat melakukan rentetan tes fisik sebelum memasuki tahap puslatda di Kompleks GOR Sempaja Samarinda, Lina menceritakan bagaimana asal-muasal dirinya menjadi atlet.
"Saya dari kecil nggak suka voli. Dari keluarga atlet saja tidak ada. Mungkin karena saya tinggi, makanya saya dipilih. Saya dulu masih tinggal di Jawa sering diajakin main-main voli gitu. Terus ikuti pertandingannya, kemudian difasilitasi. Lama-lama enak juga saya pikir jadi atlet," tuturnya.
Selama mengikuti kejuaraan bola voli, terutama ketika dia ikut kejuaraan di Bali, Manajemen PT Badak LNG melirik Lina untuk direkrut.
- Baca Juga : Legenda Bola Voli Indonesia “Liem Siau Bok “
Dia kini bekerja di PT Badak LNG sejak 2010. Dan selama latihan, Lina dan keenam atlet dari perusahaan yang sama ini juga turut difasilitasi.
"Waktu ikut kejuaraan di sana (Bali) PT Badak lihat permainan saya. Dan mungkin dari situ saya direkrut jadi karyawannya juga. Saya selama latihan diberikan fasilitas. Apalagi mau hadapi kejuaraan atau pro liga," ujarnya.
Lina tidak menyebutkan satu per satu prestasi kejuaraan yang pernah diraih dengan membawa klub PT Badak LNG.
"Pernah ikuti porprov waktu 2012 di Bontang, itu kita (klub PT Badak LNG) dapat emas. Kalau perolehan medali emas ada sekitar tujuh sampai delapan," lanjutnya.
Sembari bekerja, Lina tetap menyempatkan diri untuk mengikuti tes fisik yang merupakan agenda dari KONI Kaltim sebelum mengikuti PON XIX/2016.
Ia mengungkapkan, mengikuti tes fisik kali ini dirasakan berat.
"Pas mau ada kejuaraan atau pro liga baru latihan keras. Kita latihan sendiri tanpa ada pelatih. Tes kali ini berat banget dan capek. Soalnya saya sehabis pra PON, nggak ada latihan sama sekali," ungkapnya.
Sumber : kaltim.tribunnews.com