Bank Jatim Mempunyai Cara Jitu Mematikan TNI AU di Final PNG Livoli 2016

Ada dua pemain TNI AU yang diwaspadai Bank Jatim.
Partai Final PNG Livoli 2016 akan di gelar hari minggu (11/12). Pada final kali ini mempertemukan Surabaya Bank Jatim melawan TNI AU.

Menghadapi TNI AU pada partai final PGN Livoli 2016 Divisi Utama, Surabaya Bank Jatim sudah mengantongi kunci untuk memenangi duel.

Kemenangan atas juara bertahan Alko Bandung 3-1 (21-25, 25-17, 25-18, dan 25-9) pada babak semifinal memang semakin meningkatkan semangat juang tim asuhan Labib ini. Apalagi, Alko dengan materi banyak dihuni pemain Timnas, merupakan salah satu unggulan juara.

”Alhamdulillah, plong rasanya,” kata Labib kemudian tertawa.

Dia mengatakan, strateginya dengan memasang Dhini Indah Sari dan Megawati Hangestri untuk membendung Aprilia Manganang berhasil.

Berkali-kali spike yang dilancarkan oleh pemain asal Sangihe, Sulawesi Utara itu, gagal melewati sasaran. Karena serangan April kandas, otomatis dua menara Alko, Yolla Yuliana dan Wilda Siti Nurfadhilah, gagal menunjukkan kontribusinya.

Kini, mereka bakal ditantang TNI AU di final. Skuad besutan M. Ansori tersebut lolos setelah menaklukan TNI AL 3-0 (25-17, 25-21, 25-16).

Labib berujar, komposisi skuadnya tidak akan berubah ketika meladeni TNI AU. Sebab, disana, setidaknya ada dua pemain yang begitu diwaspadai.

Selain kapten tim Novriali Yami, Bank Jatim juga harus berhati-hati terhadap Hany Budiarti. Menurut Labib, pemain asal Kabupaten Kediri tersebut tergolong pemain versatile alias mumpuni di segala posisi.

Tidak hanya piawai dalam mengambil posisi sebagai open spike maupun allround, Hany juga hebat ketika bertahan sebagai quicker.

”Kalau bisa menghentikan Hany, maka keunggulan ada di tangan kami,” ucap Labib. Kemudian, evaluasi yang perlu segera dilakukan Labib dan staf pelatih yang lain sebelum final besok adalah membenahi sektor tosser.

Dalam pandangan Labib, Yolana Betha Pangestika yang menempati posisi tersebut sering kali gugup ketika bermain.

Itu terlihat dari toss-nya di bola tinggi yang sering tidak optimal. ”Mungkin karena dia gugup makanya sering seperti itu,” jelasnya. Dengan masih ada sesi latihan hari ini, Labib mengatakan bahwa pihaknya ingin berfokus kepada pembenahan toss tinggi Tata, sapaan akrab Yolana Betha.

Terpisah, Ansori menyatakan senang dengan keberhasilan pasukannya ke final. Apalagi, persiapan mereka tergolong minim. Yakni hanya 1,5 bulan.

”Sejak awal, kami sudah ditargetkan juara. Semoga hal itu terwujud,” ujarnya seusai pertandingan.

Sumber : jawapos.com

Related Post