Kekuatan Lama Tim Proliga Tetap Sulit Ditandingi

PUPUK HARAPAN: Legiun asing Jakarta Pertamina Energi Anna Stepaniuk melepaskan spike dalam latihan di GOR Pertamina Simprug, Jakarta. (Wahyudin/Jawa Pos)
Perubahan kekuatan tim-tim voli nasional dalam setahun terakhir cukup dinamis. Bongkar pasang tim serta kerja sama antarklub membuat persaingan di Proliga 2017 sulit diprediksi. Namun, kekuatan lawas masih sangat diperhitungkan.

TIM Putri Jakarta Elektrik PLN sejauh ini mengemas perolehan gelar terbanyak sepanjang 15 tahun terakhir. Lima kali mereka juara, Dalam dua musim terakhir, mereka juga secara back-to- back menjadi tim terkuat di sektor putri. Salah satu alasan yang paling relevan adalah keberadaan sejumlah pemain inti Bandung Alko yang menjalin kerja sama dengan manajemen PLN.

Jangan lupakan pula sosok Tian Mei, penggawa impor asal Tiongkok yang selalu memberikan sentuhan magisnya kepada Berllian Marsheilla dkk. Dia juga menjadi sosok sentral yang sukses membawa tim tersebut dua kali merengkuh gelar Proliga. Pada 2015, dia melengkapi gelar sebagai pelatih saat menukangi Alko Bandung di Livoli Divisi Utama.

Saat itu, Alko diperkuat sebagian besar pemain yang menjadi bagian skuad juara tim putri PLN di Proliga 2016. Saat ini, kekuatan teknis Alko tidak mengalami banyak perubahan, kecuali di posisi setter. Kini dua pemain muda Yolana Bheta Pengestika dan Kemuning Dyah Ayu Werti dipercaya untuk menjadi pengatur ritme permainan PLN di Proliga 2017.

Koordinator tim putra dan putri Jakarta Elektrik PLN Bambang Sutanto menerangkan, timnya berhasrat untuk kembali menjadi kampiun. Terutama di sektor putri sehingga melengkapi catatan hat-trick dalam tiga tahun terakhir. ”Kami bertekad kembali mendorong tim putri untuk bisa merengkuh gelar ketiga,” terang Bambang kepada Jawa Pos belum lama ini.

Di sektor putri, lawan terberat PLN sangat mungkin datang dari Bandung BJB, Jakarta Pertamina Energi, ataupun Jakarta Popsivo PGN. Bandung BJB misalnya. Mereka diperkuat sebagian besar pemain tim juara Livoli Divisi Utama 2016, TNI-AU. Keberadaan Novriali Yami ataupun Hany Budiarti jelas akan menambah kekuatan buat mereka.

Sementara itu, Pertamina kini juga mendapatkan sokongan pemain lama yang kembali bergabung, seperti pebola voli Jakarta Nandita Ayu Salsabila. Secara teknis, persaingan empat tim tersebut di sektor putri bakal berlangsung ketat. Namun, keberadaan tim lain seperti Gresik Petrokimia, Batam BVN, hingga Jakarta BNI Taplus bisa saja menjadi kuda hitam.

BNI misalnya. Tim tersebut baru memastikan tempat di Proliga pada menit-menit akhir pengumuman tim peserta. Hal itu berdampak pada proses latihan yang hanya memakan waktu sekitar tiga pekan ini. Jelas bukan persiapan ideal buat mereka.

Sukirno, pelatih tim putri BNI, mengatakan bahwa dirinya akan memaksimalkan waktu yang ada untuk meramu komposisi terbaik. ”Mepetnya waktu bukan kendala buat kami, tetapi lebih pada tantangan untuk bisa memperbaiki tim,” terangnya.

Sementara itu, Surabaya Bhayangkara Samator masih menjadi salah satu kekuatan besar di pentas Proliga dalam tiga tahun terakhir. Dari tiga kali masuk grand final terakhir, total Samator mendulang dua kali gelar. Satu di antaranya lepas setelah kalah oleh Jakarta Elektrik PLN pada musim 2015.

Secara kekuatan, Samator bakal mengandalkan para pemain yang sudah bersama mereka dalam beberapa tahun terakhir. Rendy Febriant Tamamilang dan Rivan Nurmulki bakal menjadi motor serangan tim yang menggandeng Polri di Proliga kali ini. Pembinaan yang tidak putus menjadikan Samator salah satu tim Proliga yang mengandalkan sebagian besar pemain binaan sendiri.

Itu menjadi fenomena saat sebagian besar tim peserta mengandalkan pemain kontrak khusus untuk menjalani musim Proliga. Samator akan menghadapi tim kuat lainnya seperti Palembang Bank Sumsel Babel ataupun Jakarta Pertamina Energi. Tim Jakarta BNI Taplus yang punya sejarah panjang di Proliga juga jelas akan menjadi tantangan tersendiri.

Terlebih, BNI kembali diperkuat para pemain veteran seperti Didi Irwadi, Muhammad Riviansyah, ataupun I Nyoman Rudi Tirtana. Dari skuad tahun lalu, hanya dua pemain yang dipertahankan manajemen BNI. Yakni, Yan Bastian Basoko Bayu dan Dimas Saputra Pratama. ”Keberadaan kami –saya, Didi, ataupun Rudi– akan mendorong teman-teman yang lebih muda untuk bisa bersaing kembali,” terang Riviansyah.

Sumber : jawapos.com

Related Post