Petro Matangkan Kombinasi Senior-Junior

KOMBINASI: Gresik Petrokimia akan memadukan pemain senior dengan junior. (GUSLAN GUMILANG/Jawa Pos)
Sparing dengan tim putra Universitas Negeri Surabaya (Unesa) hanya berlangsung tiga set Sabtu lalu (21/1). Namun, Gresik Petrokimia mendapat pelajaran yang sangat berharga dari uji coba yang berkesudahan dengan kekalahan 1-2 tersebut.

Manajer Petrokimia Sasono Handito mengatakan, kolektivitas menjadi perhatian utama timnya dalam empat hari terakhir menuju seri perdana Proliga di GOR Ken Arok Malang (27/1).

Sebab, skuad Petro saat ini merupakan kombinasi junior dan senior. Misalnya, quicker sekaligus kapten tim Bunga Mitha Sari yang tahun ini genap berusia 24 tahun. Kemudian, Rika Dwi Latri, 20, maupun tosser belia Khalisa Azilia Rahma, 17.

Di barisan pemain senior, ada quicker Rianita Panirwan yang tahun ini berusia 31 tahun pada 22 April mendatang. Selain itu, sebagian besar pemain merupakan rekrutan dari tim lain. Misalnya, dari pilar Mabes TNI Rindy Puspa Ningrum (open spiker) dan Poppy Anis Pusparani (Tosser). Juga ada penggawa dari Surabaya Bank Jatim.

Selain Rianita, terdapat Siska Putri Rosaningrum (open spiker), Faiska Dwi Ratri (allround), dan Spiker gaek Dhini Indah Sari. Mereka semua diperkuat oleh legiun asing asal Amerika Serikat (AS) Hayley Spelman (allround) yang bergabung dengan tim sejak 4 Januari lalu. Satu nama lainnya dari kuota dua pemain luar negeri masih berusaha dipenuhi manajemen.

’’Kalau soal kemampuan individu, saya tidak meragukan mereka,’’ kata Sasono kepada Jawa Pos. ’’Hanya, mereka perlu meningkatkan kerja sama tim,’’ lanjut pria yang juga menjadi direktur utama di sebuah anak perusahaan PT Petrokimia Gresik tersebut.

Dia menuturkan, kemampuan mereka harus segera ditingkatkan. Maklum, tim besutan Li Huanning tersebut mengemban target yang cukup berat. Oleh manajemen, Petro ditarget bisa menembus grand final setelah pada tahun kemarin mereka meraih peringkat ketiga.

Rianita berujar, dirinya tidak mengalami kendala ketika berusaha tune in dengan permainan tim. Sebab, selain ada rekan setimnya di Bank Jatim, Rian –sapaan akrab Rianita– sudah mengenal dengan baik para pemain Petro yang lain sebagai lawan ketika bertanding. ’’Jadinya saya sudah memahami karakter mereka,’’ tuturnya. Dia menambahkan, yang perlu dilakukan ialah meningkatkan fisik.

Maklum, sebagai salah seorang pemain di atas 30 tahun, Rian dituntut bisa mengimbangi kecepatan skud Petro yang mayoritas berusia 7–8 tahun lebih muda darinya. Untungnya, lanjut Rian, program yang diberikan Li terbilang sangat ketat untuk urusan fisik. ’’Sudah begitu, saya juga menjaga kebugaran di gym,’’ lanjut pemain 175 cm yang pernah memperkuat Jakarta PGN Popsivo itu.

Lebih lanjut, Sasono berujar bahwa mereka sudah diburu waktu untuk bisa padu sebagai rekan setim sebelum seri pertama digelar. ’’Saya yakin mereka mampu,’’ lanjut pria yang pernah menjadi kiper klub Petrokimia Putra pada 1980-an tersebut.

Sumber : jawapos.com

Related Post